Rabu, 03 Desember 2008

PBM dan Rancangan Pembelajaran


Proses Belajar Mengajar dan Rancangan PembelajaranOleh; Wanti Deli.S.Ag

Dalam rangka menyiapkan proses belajar mengajar (PBM), maka rancangan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan metode yang tepat juga perlu memperhatikan dan menyesuaikan kepada kondisi siswa.. Dalam hal ini, ada guru yang mendesain sistem pembelajaran tertutup dan terbuka. Rancangan tertutup artinya segala sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat dalam rancangan pembelajaran. Sedangkan, strategi pembelajaran terbuka, ada kompetensi yang hendak dicapai, bahan ajar serta prosedur yang akan ditempuh ditentukan ketika PBM berlangsung. Strategi pembelajaran terbuka, peran siswa sangat besar, seperti model pembelajaran inkuiri, siswa sepenuhnya dilepas untuk menemukan sesuatu melalui proses pengamatan kemudian mengadakan modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian di dalam struktur kognitifnya sehingga menemukan gejala (pengetahuan) yang diamati.

Sedangkan model personal humanistik, meletakkan nilai pada perkembangan pribadi siswa dalam memandang dan membangun realitas, mengutamakan proses pengorganisasian internal dan pengaruhnya terhadap proses pergaulan dengan lingkungannya. Model pengajaran non-direktif bermanfaat untuk pembentukan kemampuan belajar mandiri mencapai pemahaman dan penemuan sendiri. Model sinektetik pembentukan kreativitas dan kemampuan secara kreatif.
Proses pengolahan pesan dalam penyampaian bahan ajar melibatkan proses berpikir, melalui pengalaman belajarnya. Ada proses pengolahan pesan yang berpangkal pada hal-hal yang umum, berupa teori, hukum, prinsip, rumus, kepercayaan, dan sebagainya, untuk melihat kelakuan atau akibatnya pada gejala-gejala yang khusus, disebut strategi deduktif. Sebaliknya, ada kegiatan belajar-mengajar yang pengolahan pesannya gejala-gejala konkret bersifat dari khusus ke umum disebut strategi induktif. Kelompok ini berlatar dari prinsip-prinsip pengolahan informasi menangani rangsangan dari lingkungan, mengolah data, mendeteksi masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan lambang-lambang. Model-model ini sangat bermanfaat untuk membentuk kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik, tetapi juga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Model ini juga penting bagi pembentukan konsep, pembentukan kemampuan berpkir pada umunya. Kemudian setelah kita memperhatikan kondisi-kondisi di atas, maka tahap berikutnya adalah menentukan strtategi yang tepat.

Strategi belajar mengajar

Strategi belajar mengajar adalah rencana cara-cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar prinsip dasar dapat tercapai secara efektif, mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam kompetensi dan indikatornya. Strategi merupakan seni, cara atau akal-akalan seseorang agar meteri yang disampaikan dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik, setelah menentukan materi kemudian baru berfikir (merencanakan) bagaimana menentukan strateginya. Belajar adalah suatu proses integrasi perubahan tingkah laku, cara berpikir, sikap dalam melaksanakan suatu kegiatan. Mengajar adalah usaha memfasilitasi peserta didik dengan menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

Strategi ialah sebagai usaha membekali diri dalam interaksi proses belajar mengajar, dan memperkirakan tingkat kemampuan, minat peserta didik, sehingga strategi yang diperankan dapat sesuai dengan kondisi siswa. Pengertian lain, strategi belajar mengajar adalah menentukan cara agar mencapai tujuan mengajar, dengan asumsi bahwa strategi yang diterapkan akan menjadi mudah mengerti bagi peserta didik. Kadang-kadang strategi ini juga disebut pendekatan, bahkan ada yang menyebut model.

Sebelum menetukan strategi yang tepat terlebih dahulu mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi, kualifikasi metode dan berjaga-jaga bila ada kondisi tidak terduga (perubahan tingkah laku) siswa dan siap mengantisipasi dengan metode yang lebih sesuai kodisi kelas. Kodisi pembelajaran menyesuaikan dengan lingkungan. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. Kemudian, menetapkan norma-norma kriteria standar keberhasilan yang dapat dipedomani (guru dan siswa).
Strategi merupakan langkah-langkah yang harus dipersiapkan menghadapi siswa (audien) secara perorangan maupun kelompok. Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara pemateri (guru) dengan peserta didik, maka perlu merencanakan dan memprogramkan sajian bahan (materi) dan strategi memenuhi tuntututan agar penyampaian materi dapat diterima oleh para siswa. Strategi-strategi tersebut membutuhkan persiapan mental, phisik, pengetahuan, teknik penyampaian, tujuan dan hasil yang ingin diperoleh, serta bagaimana mengukur keberhasilan interaksi proses belajar mengajar.

Strategi atau pendekatan sering disebut model-model mengajar (teaching models), berarti pola umum perbuatan guru-siswa dalam kegiatan belajar-mengajar mengacu kepada jenis dan urutan yang diperagakan guru-siswa kepada karaktersitik penalaran. Tentunya strategi yang satu berbedaan dengan strategi yang lain. Berdasarkan pengaturan guru dapat membedakan strategi pembelajaran tatap muka langsung atau dengan memakai media pembelajaran. Misalnya melalui media cetak (koran, majalah, brosur dan sejenisnya), audiovisual (televisi, CD, VCD). Dari sudut siswa, dapat dibedakan pembelajaran klasikal (seluruh kelas) atau kelompok kecil atau individual.

Klasifikasi strategi belajar mengajar menurut Tabrani Rusyan dkk, dalam Sabri (2005:17) berhubungan dengan: (1) konsep dasar strategi belajar mengajar, (2) Sasaran kegiatan belajar, (3) Belajar mengajar sebagai suatu sistem, (4) Hakikat proses belajar, (5) Entering behavior siswa, (6) Pola-pola belajar siswa, (7) PemiIihan sistem belajar mengajar (8) Pengoraanisasian kelompok belajar.

Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi; Menetapkarn spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku, Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar dan memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar untuk mencapai tujuan.
Memilih strategi itu boleh saja menggunakan satu pendekatan (atau lebih) yang cocok dalam PBM. Dalam dunia pengajaran bahasa dipahami bahwa pendekatan itu bersifat aksiomatis, mengacu kepada asumsi, teori, prinsip, hukum, tentang psikologi belajar tentang bahasa yang kita yakini kebenarannya. Metode bersifat prosedural, yaitu langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan yang sudah ditentukan. Teknik merupakan implementasi dari metode itu. Jika, misalnya, guru sudah menentukan “strategi” CBSA, atau strategi semi-terbuka dan inkuiri, dengan pendekatan komunikatif, maka dia harus melihat ketiga hal tersebut, kemudian mengharmoniskannya dengan strategi terpilih. Jika pendekatan komunikatif yang dipilih, maka seluruh metode dan teknik tidak boleh menyimpang dari prinsip-prinsip komunikatif. Misalnya, jangan mengajarkan struktur bahasa atau kaidah tata bahasa, seperti mempersoalkan apa kalimat tanya itu, susunannya bagaimana, intonasinya bagaimana, dan seterusnya, apalagi membahas kalimat tanya tanpa mengaitkannya dengan keterampilan berbahasa tertentu, apalagi paparannya lebih banyak didominasi guru, karena semuanya itu bertentangan dengan CBSA dan pendekatan komunikatif.

Penerapan strategi pembelajaran harus melihat kemampuan, kondisi siswa dan lingkungan. Penyesuaian kondisi di atas penting untuk menggunakan strategi yang tepat. Kalau para siswa memiliki kemampuan lumanyan, mungkin dapat diterapkan strategi terbuka. Namun, Kalau argumennya lemah, janganlah diajak berdebat. Tapi, pancinglah dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana, memotivasi atau pengelompokkan dalam PBM dengan strategi induktif, dan seterusnya.