Rabu, 03 Desember 2008

STRATEGI PEMBELAJARAN KELAS I MI


Strategi Pembelajaran Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Melalui MMP (Menulis, Membaca, Pormula) Oleh: Drs. Armas (Kepala MIN Uning Kab. Aceh tengah)


Anak yang masih berada pada tahap Usia Sekolah (AUS) kelas awal masih sangat memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak, antara lain dari pihak guru, orang tua, masyarakat. Elemen-elemen/unsur-unsur tersebut harus pro aktif, karena upaya-upaya yang dilakukan terhadap anak yang berada pada fase tersebut berada pada posisi peletakan landasan pertama dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran utama dan pertama.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah harus mengadakan Sertifikasi guru yang akan mengasuh kelas I (wali kelas). Guru yang dipercayakan untuk mengasuh kelas ini harus memiliki jiwa edukatif yang lebih tinggi (panggilan nurani). Pada kelas ini anak mulai diajarkan menulis, membaca, mengaji, dan berhitung.
Kepada guru kelas I Madrasah Ibtidaiyah, penulis menawarkan salah satu program
Strategi Pembelajaran Menulis, Membaca, Pormula, sebagai berikut:

1. Penerimaan calon siswa baru untuk Madrasah Ibtidaiyah umur 6 - 7 tahun yang sehat jasmani dan rohani. Diharapkan kepada panitia penerimaan siswa baru kiranya jangan sempat kecolongan menerima siswa baru yang memiliki kelainan mental, sehingga akan berdampak fatal dan menjadi beban yang berat nantinya terhadap guru yang mengasuh kelas I.

2. Hari pertama pada tahun ajaran baru anak didik diharapkan dapat beradaptasi dengan lingkungan Madrasah Ibtidaiyah melalui bantuan guru kelas I, sekaligus memperkenalkan sarana dan prasarana madrasah (ruang guru, kantor Kepala Madrasah, kamar mandi/WC, kantin, perpustakaan, dan lain-lain) agar anak tidak mengalami kendala dalam memenuhi kebutuhannya.

3. Pada minggu kedua, Kepala Madrasah bersama Wali Kelas I mengadakan rapat/pertemuan dengan orang tua/wali anak didik untuk mensosialisasikan tentang kebutuhan anak dengan KBM-nya. Dalam rapat ini, sebaiknya dihadiri langsung oleh orang tua kandung anak didik, sebaiknya ibu kandung siswa tersebut, karena yang paling dekat dengan anak di dalam keluarga adalah ibu kandungnya. Kenapa hal tersebut harus dilakukan, karena apabila yang hadir pada pertemuan/rapat tersebut bukan orang tua kandung siswa - sopir, pembantu, tetangga - dikhawatirkan nantinya akan terjadi mis-komunikasi (ketidak sepahaman) dan tidak akan terjalin kerjasama yang sinergis antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam memahami fungsi, peran, tugas masing-masing (pihak sekolah dan orang tua).

Pada rapat/pertemuan tersebut, Kepala Madrasah harus menyampaikan visi dan misi serta target pendidikan yang akan dicapai kepada orang tua murid.
GuruIWali Kelas I harus menyampaikan program-program pembelajaran, perlengkapan, pakaian dan atribut sekolah serta hal-hal penunjang lainnya secara detil. Contoh, setiap anak harus memakai seragam sekolah dengan rapi dan sopan serta harus mengenakan pakaian/celana dalam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, baik oleh guru dan orang tua siswa.

Perlengkapan sekolah anak yang harus disiapkan orang tua/wali murid, berupa; tas, pinsil (2 buah), buku tulis (2 buah),rautan dan penggaris. Mengenai perlengkapan sekolah berupa pinsil dan buku tulis yang masing-masing berjumlah 2 buah - 1 set (pinsil dan buku) disimpan disekolah - hal ini diperuntukkan manakala si anak lupa membawa perlengkapan sekolah atau ada kerusakan bisa langsung disediakan oleh pihak sekolah/guru sehingga tidak mengganggu proses belajar anak.
Pada dasarnya, secara psikologis setiap anak ingin mendapat perhatian dan penghargaan yang lebih. Bila salah satu anak lupa membawa perlengkapan sekolahnya (pensil) rusak lantas dibantu oleh guru untuk meraut/menajamkan, maka dampak psikologis yang muncul anak/siswa yang lain akan mematahkan/merusakkan pinsilnya agar mendapatkan perlakuan yang sama dengan siswa terdahulu. Kalau hal ini terjadi, maka tugas guru/wali kelas I lebih dominan kepada hal "meraut atau menajamkan pinsil", sementara waktu terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut, guru/wali kelas I harus membereskan perlengkapan siswa selesai proses belajar dan disimpan di lemari sekolah demi tercapainya proses belajar yang lebih efektif dan efisien.
Selesai pertemuan/rapat dengan wali/orang tua murid, mereka diharapkan masuk ke ruang belajar kelas I bersama anaknya untuk melihat secara langsung proses belajar mengajar.

4. Minggu kedua hari kedua, guru kelas memperagakan menulis lidi/garis di papan tulis, agar bisa dicontoh dan ditulis siswa dalam satu halaman penuh.

5. Hari ketiga, guru memperagakan menulis garis melengkung berbentuk cacing di papan tulis, dicontoh oleh siswa dengan menuliskannya di buku satu halaman penuh.

6. Hari keempat, guru memperagakan menulis di papan tulis gambar lingkaran atau bola, dicontoh oleh siswa dengan menuliskan di satu halaman penuh. Con

7. Hari kelima, guru menulis di papan tulis gambar lidi bertemu setengah bola, cacing bertemu dengan setengah bola. Siswa menuliskannya di buku satu halaman penuh sesuai dengan aspirasinya.

8. Hari keenam, guru menulis gambar lidi bertemu dengan bola, cacing bertemu dengan bola menyerupai angka atau huruf, anak menuliskannya di buku satu halaman penuh gambar yang dibuat di papan tulis.

Teknik penulisan seperti ini bertujuan untuk melembutkan tangan anak dalam memulai menulis pada kelas awal.

9. Minggu ketiga, guru kelas sudah dapat mengajarkan kepada siswa huruf abjad dimulai dari huruf "a" secara sistematis/berurutan dan bertahap. Guru tidak boleh mengajarkan penulisan abjad a s/d z secara sekaligus, akan tetapi abjad itu diajarkan satu hari satu huruf, sampai semua siswa mengenal lambang dan bunyi huruf-huruf abjad. Disarankan kepada anak agar dapat menulis huruf "a" sebanyak satu halaman penuh, demikian juga dengan huruf-huruf lainnya sampai dengan abjad "z". Sebaiknya menggunakan alat BantuJperaga kartu huruf

10. Setelah anak mengerti lambang bunyi huruf "a s/d z" berikutnya bulan ketiga minggu keempat, siswa sudah dapat diajarkan dengan menyambung satu huruf dengan huruf yang lain, terutama dengan hurufvocal. Hal ini pun diajarkan satu hari, satu materi. Contoh:
a - i - u - e - o diajarkan satu hari
ba - bi - bu -be - bo diajarkan satu hari
ca - ci - cu - ce - co diajarkan satu hari
da - di - du - de - do diajarkan satu hari
pa - pi - pu - pe - po
ga - gi - gu - ge - go
ha - hi - hu - he - ho
ja - ji - ju - ju - jo
ka - ki - ku - ke - ko
la - li - lu - Ie - lo
ma - mi - mu - me - mo
na - ni - nu - ne - no
pa - pi - pu - pe - po
qa - qi- qu - qe - qo
ra - ri - ru-re-ro
sa - si - su - se - so
ta - ti - tu - te - to
va - vi - vu - ve - vo
wa - wi - wu - we - wo
xa - xi - xu - xe - xo
ya - yi - yu - ye - yo
za - zi - zu - ze - zo


11. Bulan ketiga minggu keempat, Wali Kelas I mengundang para orang tua/wali murid ke sekolah untuk duduk bersama memperhatikan perkembangan belajar anaknya dalam belajar membaca, hal ini untuk mempermudah para orang tua siswa dalam mengajarkan anaknya menulis dan membaca di rumah. Contoh:
ini aku abu dst
Itu ibu ubi

· 12. Guru kelas I memberikan pelajaran menulis dan membaca ini dengan meggunakan gambar atau alat peraga untuk memudahkan guru memberikan materi pelajaran pada anak didiknya.

13. Teknik yang sederhana ini merupakan langkah awal dalam penerapan MMP pada anak.
Teknik ini lebih tepat mungkin diberikan pada pembelajaran anak-anak di sekolah pinggiran yang belum menyentuh TK atau RA.

14. Untuk melaksanakan beberapa hal tersebut di atas, yang perlu diperhatikan adalah :
Daya tampung siswa pada kelas satu tidak melebihi dari 30 orang
Orang tua/wali murid harus mengutamakan kepentingan anaknya yang masih duduk di kelas I
Kepala Madrasah harus serius memfasilitasi para guru kelas I
Siswa tidak boleh lebih dari 2 hari tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas.